Proyek PT Inti Jawa Teknik Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Gondek Mojowarno – Jombang senilai Rp 57,7 M Ambrol

Jombang | neritapolisi.co.id – Hingga berita dipublikasikan ulang, lantaran Proyek Rp 57,7 M Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Desa Gondek Mojowarno-Jombang, Diduga Dikerjakan Asal-asalan oleh PT Inti Jawa Teknik belum ada tindakan tegas dari Pihak terkait.

Proyek rehabilitasi jaringan irigasi di Siman tahap 5 paket 1 tahun anggaran dana 2023, dengan nominal senilai Rp57, 7 miliar (Lima puluh tujuh miliar tujuh ratus juta rupiah) tanggal kontrak, 04 April 2023, waktu masa pelaksanaan selama 270 hari.

Masa (dalam kurung waktu) 31 Desember 2023, harus selesai dikerjakan oleh kontraktor dari pihak PT. Inti Jawa Teknik.

Berlokasi di wilayah Desa Bangunrejo Gondek, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur.

Mengenai keterangan yang dapat digali dari hasil temuan dan investigasi di lapangan, Jumat, 15 Desember 2023 pukul 12.52 WIB.

Dengan keterangan itu, apakah sudah sesuai spesifikasi maupun standar konstruksi yang dikerjakan oleh pihak kontraktor dari PT. INTI JAWA TEKNIK.

Rehabilitasi jaringan irigasi yang dikerjakan di sepanjang lebih kurang 9 kilo meter, awak media ini
menemukan ada berapa titik yang hancur ambruk.

Rusak parah, perkiraan ada 5 titik.

Melihat dari pantauan di lokasi para pekerja harian ada yang sedang perbaikan ulang dan ada juga yang tanpa karyawan kerja, atau para pekerja sedang lagi beristirahat.

Menurut keterangan dari salah satu karyawan kerja yang enggan disebutkan namanya untuk digubris dalam sebuah pemberitaan, mengatakan, bahwa ia tidak tahu apa-apa.

“Nggih mas. Saya selaku karyawan wae,” katanya.

“Mengenai paku plang proyek dan nomor telepon/WhatsApp pihak-pihak proyek, saya tidak pegang nomor telepon mereka, Mas,” imbuhnya.

Melihat kondisi di lokasi karena tidak menemukan adanya paku plang proyek, dan pun tidak menemukan adanya pengawas proyek di lapangan. Diduga
dikerjakan dengan asal-asalan, yakni amburadul, berkesan seakan-akan diduga proyek siluman.

Salah seorang warga yang sedang melintas di jalan itu, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan,
seperti pondasi sering, tanah tembok samping tidak merata tinggi dan rendah, tidak sesuai dari posisi badan jalan.

“Pasti nantinya di waktu musim hujan banjir deras akan berdampak buruk, akan tergerus air, tanah
puru penahan tembok bagian atas itu akan jadi lari, turun ke bawah aliran DAS, disebabkan gerusan air. Tentu pastinya,” katanya.

Awak media ini, berupaya untuk menginformasikan kepada pihak-pihak terkait dan untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut lagi, tetapi awak media tidak menemukan hasil, sampai pemberitaan ini diterbitkan.

Sehubungan dengan itu, agar pemberitaan ini berimbang.
Dilarang Copy paste atau mengambil gambar tanpa seijin Redaksi, bisa di Pidana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *